loading...
loading...

Sunday, December 15, 2019

Makalah Masalah Pengangguran | Ekonomi

loading...

Selama ini Pemerintah telah berhasil mengurangi jumlah Pengangguran, Tingkat Pengangguran terbuka sesuai catatan Badan Pusat Statistik (BPS) Pebruari 2008, turun dari 10.547.917 orang pada Februari 2007 menjadi 9.427.590 orang pada Februari 2008. Namun dengan terjadinya krisis keuangan Global saat ini, diperkirakan jumlah pengangguran akan meningkat akibat banyaknya terjadi PHK, para penganggur ini dapat dimanfaatkan oleh Kelompok tertentu untuk menciptakan instabilitas keamanan, guna mencapai tujuan mengambil alih Pemerintahan secara Inkonstitusional.

Melemahnya pasar internasional akibat krisis ekonomi global telah berdampak pada sektor riil Indonesia terutama industri yang berorientasi ekspor yang banyak menyerap tenaga kerja, seperti industri garmen, sepatu, elektronik, pertambangan industri kayu, minyak kelapa sawit mentah (GPO), dan karet. Dewasa ini sektor industri nasional tidak hanya menghadapi masalah penurunan harga jual dan permintaan, tetapi juga menghadapi masalah peningkatan biaya bahan baku khususnya impor akibat merosotnya kurs rupiah, sehingga tidak ada pilihan bagi industri nasional selain mengurangi volume produksi yang berdampak pada pengurangan tenaga kerja baik dengan melakukan PHK maupun merumahkan sementara karyawan.

Berdasarkan data yang tercatat di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi hingga 5 Januari 2009, jumlah karyawan yang telah di PHK dan rencana untuk di PHK, serta karyawan yang telah dirumahkan, maupun rencana untuk dirumahkan, cenderung meningkat dibanding November 2008. Pada 5 Januari 2009 jumlah PHK diseluruh Indonesia tercatat 24.425 orang atau meningkat dari 16.988 orang pada November 2008 dan jumlah karyawan yang direncanakan terkena PHK 25.577 atau meningat dari 23.927. Sedangkan jumlah karyawan yang telah dirumahkan sebanyak 11.703 atau meningkat dan 6.597 dan rencana karyawan yang dirumahkan pada 5 Januari 2009 mencapal 19.391 orang atau meningkat dan 19.091 pada November 2008. Karyawan yang terkena PHK dan dirumahkan tersebar di beberapa daerah antara lain DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Maluku, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Riau, Sumatera Selatan dll.

Baca Juga : MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN | EKONOMI

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apkindo), Sofyan Wanandi mengatakan hingga pertengahan 2009 diperkirakan akan terjadi PHK sekitar 500.000 s.d. 1 juta orang, dan PHK massal akan terjadi mulai Januari hingga Pebruari 2009. Sektor industri yang paling terkena dampak krisis global adalah industri padat karya, seperti industri tekstil, sepatu, UKM serta industri makanan dan minuman. Industri tekstil dan produk tekstil (TPT) dan industri sepatu sudah mengkalkulasi pengurangan tenaga kerja sekitar 10% dan total sekitar 2,5 juta pekerja. Rencana PHK juga akan terjadi pada industri makanan dan minuman, industri elektronik, dan industri otomotif.

Banyaknya PHK ini tentu saja akan sangat berpengaruh bagi peningkatan terjadinya pengangguran. Mencermati berbagai fakta tersebut tampak jelas bahwa industri nasional saat ini dihadapkan pada masalah sepinya order, pembatalan kontrak ekspor, turunnya harga komoditas, serta persaingan usaha. Sektor manufaktur juga dihadapkan pada kenaikan harga bahan baku, sulitnya mendapatkan kredit perbankan, dan kenaikan komponen biaya produksi dll. Bahkan Kondisi sektor riil yang kandungan impornya tinggi seperti industri baja, otomotif, dan elektronik semakin terjepit akibat melemahnya kurs rupiah. Ditengah berbagai permasalahan tersebut rencana pemerintah untuk menambah dana stimulus ekonomi sekitar Rp 16 s.d. 20 tniliun pada tahun 2009, merupakan langkah positif dalam mengatasi dampak krisis ekonomi global terhadap PHK.

Jika alokasi dana stimulus ekonomi tersebut tepat sasaran, tidak hanya mencegah meluasnya PHK tetapi juga dapat membuka kesempatan kerja baru serta mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai yang ditargetkan. Dilatarbelakangi oleh permasalah tersebut maka makalah ini disusun untuk mengetahui penyebab terjadinya pengangguran dan dampak akibat meningkatnya jumlah pengangguran di Indonesia serta cara mengatasinya.


======================


Sebelum berbicara tentang pengangguran, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu apa yang disebut dengan tenaga kerja, angkatan kerja dan usia pekerja yang ditetapkan di Indonesia. Tenaga kerja yaitu penduduk dalam usia kerja yang siap melakukan pekerjaan, antara lain mereka yang sudah bekerja, mereka yang sedang mencari pekerjaan, mereka yang bersekolah, dan mereka yang mengurus rumah tangga. Angkatan kerja adalah mereka yang mempunyai pekerjaan, baik sedang bekerja maupun yang sementara tidak sedang bekerja karena suatu sebab (petani yang menunggu panen,karyawan yang sedang sakit,dsb). Sedangkan yang dimaksud dengan usia pekerja adalah tingkat umur seseorang yang diharapkan dapat bekerja dan memperoleh pendapatan. Di Indonesia kisaran usia kerja adalah antara 10-64 tahun.

Kemudian yang disebut sebagai pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan.

Baca Juga : PROSES ENKAPSULASI | TKJ

SEBAB-SEBAB TERJADINYA PENGGANGURAN
Masalah pengangguran tentulah tidak muncul begitu saja tanpa suatu sebab. Faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengganguran secara global adalah sebagai berikut:
  1. Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja. Ketidakseimbangan terjadi apabila jumlah angkatan kerja lebih besar daripada kesempatan kerja yang tersedia. Kondisi sebaliknya sangat jarang terjadi.
  2. Struktur Lapangan Kerja Tidak Seimbang
  3. Kebutuhan jumlah dan jenis tenaga terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang. Apabila kesempatan kerja jumlahnya sama atau lebih besar daripada angkatan kerja, pengangguran belum tentu tidak terjadi. Alasannya, belum tentu terjadi kesesuaian antara tingkat pendidikan yang dibutuhkan dan yang tersedia. Ketidakseimbangan tersebut mengakibatkan sebagian tenaga kerja yang ada tidak dapat mengisi kesempatan kerja yang tersedia.
  4. Penyediaan dan Pemanfaatan Tenaga Kerja antar daerah tidak seimbang. Jumlah angkatan kerja disuatu daerah mungkin saja lebih besar dari kesempatan kerja, sedangkan di daerah lainnya dapat terjadi keadaan sebaliknya. Keadaan tersebut dapat mengakibatkan perpindahan tenaga kerja dari suatu daerah ke daerah lain, bahkan dari suatu negara ke negara lainnya.
  5. Budaya pilih-pilih pekerjaan. Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan tinggi).
  6. Pemalas, Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan keluar lain yang ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan pekerjaan.
  7. Tidak mau ambil resiko. “Saya bersedia tidak digaji selama 3 bulan pertama jika diterima bekerja di kantor bapak. Dengan demikian bapak tidak akan rugi. Jika bapak tidak puas dengan hasil kerja saya selama 3 bulan tersebut, bapak bisa pecat saya ”. Adakah yang berani mengambil resiko seperti itu? Saya yakin sedikit sekali. Padahal kalau dipikir-pikir itu justru menguntungkan si pencari kerja selama 3 bulan tersebut ia bisa menimba pengalaman sebanyak-banyaknya. Meskipun akhirnya dipecat juga, toh dia sudah mendapat pengalaman kerja 3 bulan.

DAMPAK-DAMPAK PENGANGGURAN
Dampak Pengangguran terhadap Perekonomian suatu Negara
Tujuan akhir pembangunan ekonomi suatu negara pada dasarnya adalah meningkatkan kemakmuran masyarakat dan pertumbuhan ekonomi agar stabil dan dalam keadaan naik terus. Jika tingkat pengangguran di suatu negara relatif tinggi, hal tersebut akan menghambat pencapaian tujuan pembangunan ekonomi yang telah dicita-citakan. Hal ini terjadi karena pengganguran berdampak negatif terhadap kegiatan perekonomian, seperti yang dijelaskan di bawah ini:

Pengangguran bisa menyebabkan masyarakat tidak dapat memaksimalkan tingkat kemakmuran yang dicapainya. Hal ini terjadi karena pengangguran bisa menyebabkan pendapatan nasional riil (nyata) yang dicapai masyarakat akan lebih rendah daripada pendapatan potensial (pendapatan yang seharusnya). Oleh karena itu, kemakmuran yang dicapai oleh masyarakat pun akan lebih rendah.
Pengangguran akan menyebabkan pendapatan nasional yang berasal dari sektor pajak berkurang. Hal ini terjadi karena pengangguran yang tinggi akan menyebabkan kegiatan perekonomian menurun sehingga pendapatan masyarakat pun akan menurun. Dengan demikian, pajak yang harus dibayar dari masyarakat pun akan menurun. Jika penerimaan pajak menurun, dana untuk kegiatan ekonomi pemerintah juga akan berkurang sehingga kegiatan pembangunan pun akan terus menurun.
Pengangguran tidak menggalakkan pertumbuhan ekonomi. Adanya pengangguran akan menyebabkan daya beli masyarakat akan berkurang sehingga permintaan terhadap barang-barang hasil produksi akan berkurang. Keadaan demikian tidak merangsang kalangan Investor (pengusaha) untuk melakukan perluasan atau pendirian industri baru. Dengan demikian tingkat investasi menurun sehingga pertumbuhan ekonomipun tidak akan terpacu.

Baca Juga : PERENCANAAN BISNIS DAN CONTOHNYA | JOINT VENTURE, TRUST, SINDIKAT, DLL

Dampak pengangguran terhadap Individu yang Mengalaminya dan Masyarakat
Berikut ini merupakan dampak negatif pengangguran terhadap individu yang mengalaminya dan terhadap masyarakat pada umumnya:
  1. Pengangguran dapat menghilangkan mata pencaharian
  2. Pengangguran dapat menghilangkan ketrampilan
  3. Pengangguran dapat meningkatkan angka kriminalitas
  4. Pengangguran akan menimbulkan ketidakstabilan sosial politik.
  5. Pengangguran dapat meningkatkan angka kemiskinan 
Cara mengatasi pengangguran yaitu antara lain dengan:
  1. Wiraswasta. Selama orang masih tergantung pada upaya mencari kerja di perusahaan tertentu, pengangguran akan tetap menjadi masalah pelik. Masalah menjadi agak terpecahkan apabila muncul keinginan untuk menciptakan lapangan usaha sendiri atau berwiraswasta. Fakta memperlihatkan cukup banyak wiraswasta yang berhasil.
  2. Untuk mendorong pengembangan usaha mandiri, usaha kecil dan usaha keluarga, perlu menyalurkan dana melalui bank seperti BPR dengan tingkat bunga di bawah 15% per tahun.
  3. Untuk membantu usaha keluarga miskin, perlu menyediakan dana pinjaman dengan tingkat bunga cukup menutupi biaya adminstrasi bank, misalnya 7%, yang dapat diperoleh tanpa agunan.
  4. Bantuan kepada keluarga miskin seperti beras untuk si miskin (raskin) sedapat mungkin diganti menjadi penciptaan kesempatan kerja.
  5. Sejumlah dana bergulir disediakan dan disalurkan untuk usaha-usaha keluarga di sektor informal sehingga dapat menambah penghasilan mereka.
  6. Program Pendidikan dan Pelatihan Kerja. Pengangguran terutama disebabkan oleh masalah tenaga kerja yang tidak terampil dan ahli. Perusahaan lebih menyukai calon pegawai yang sudah memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Masalah tersebut amat relevan di negara kita mengingat sejumlah penganggur adalah orang yang belum memiliki keterampilan atau keahlian tertentu. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu digalakan lembaga yang mendidik tenaga kerja menjadi siap pakai. Yang paling penting dalam pendidikan dan pelatihan kerja itu adalah kesesuaian program dengan kualifikasi yang dituntut oleh kebanyakan perusahaan.

=========================

UNTUK VERSI LENGKAPNYA KALIAN BISA DOWNLOAD FILENYA MELALUI LINK YANG ADA DIBAWAH INI :

=========================




=========================


=========================


Bila bingung cara melewati Adfly, kalian bisa baca disini


Sekian dan Terima Kasih

0 comments:

Post a Comment